Bencana alam adalah salah satu hal yang paling dihindari bagi masyarakat dan juga pemerintah setempat.
Karena bencana alam dapat memberikan dampak yang besar dan berakibat fatal setelah bencana alam nya sudah berlalu.
Indonesia sendiri merupakan wilayah dengan potensi bencana yang sangat tinggi. Pemetaan bencana menjadi penting karena diperlukan untuk berbagai tujuan.

Konsep Peta Risiko Bencana
Suatu wilayah harus memiliki nilai risiko bencana yang unik berdasarkan tingkat kerentanan dan ancaman lokal.
Analisis risiko ini dapat dilakukan dengan menggunakan banyak metode. Salah satunya adalah pemetaan dengan menggunakan aplikasi berbasis sistem informasi geografis (SIG).
Sudah banyak pihak yang menyadari pentingnya membuat peta risiko bencana ini. Setiap lembaga memiliki metode yang berbeda dan hasil yang berbeda.
Setelah potensi risiko bencana diketahui dan dipetakan, diharapkan akan lebih mudah untuk penanganan nya dan pecegahan nya.
LIHAT JUGA : Istilah dalam Peta! Anak Geodesi Harus Tau!
Jenis Pemetaan Risiko Bencana
Adanya teknologi membuat pemetaan bencana lebih mudah dipahami. Pemetaan biasanya dimasukkan ke dalam sistem informasi spasial, sehingga dapat diwakili oleh citra dalam sistem informasi geografis (GIS). Berikut adalah berbagai jenis pemetaan untuk risiko bencana ini:
- Peta Ancaman
Jenis pertama adalah peta ancaman, yang berisi gambaran umum area ancaman tertentu. Ancaman ini dapat berupa kedekatan dengan gunung berapi, atau kedekatan dengan lempeng tektonik yang sering terkena gempa.
Contoh yang jelas dari peta jenis ini adalah peta KRB Gunung Merapi, atau peta daerah rawan banjir tertentu.
Peta Kerentanan
Jenis peta kedua adalah peta kerentanan, yang memiliki properti yang menggambarkan area yang mewakili ancaman tertentu dan keadaan area tersebut.
Kerentanan di sini berarti ada beberapa hal dalam hidup Anda yang dapat menimbulkan risiko bencana.
Misalnya, peta kerentanan populasi, di mana populasi dapat terkena penyakit dan kekurangan pangan.
Peta Kapasitas
Mendeskripsikan bagaimana suatu daerah memiliki kapasitas atau kapabilitas tertentu dalam penanggulangan bencana.
Contoh kartu kapasitas yang baik adalah kartu evakuasi, kartu peringatan dini, dan nomor staf medis.
Selain itu, tingkat ekonomi masyarakat juga perlu dipetakan, yang nantinya berdampak pada pajak dan pendapatan.
Peta Risiko Bencana
Jenis peta terakhir ini mewakili area dengan tingkat risiko tertentu dengan parameter ancaman yang bervariasi.
Contoh pemetaan ini adalah peta risiko banjir yang menunjukkan kemungkinan terjadinya banjir di suatu wilayah. Ada juga peta bahaya untuk tanah longsor dan gempa bumi.
Untuk mengetahui lebih lengkap untuk daerah yang memiliki status rawan bencana, sobat survey bisa mengunjungi website BNPS atau klik disini https://gis.bnpb.go.id/