Fotogrametri merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting dalam dunia survei dan pemetaan. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu photos (cahaya), gramma (tulisan/gambar), dan metron (pengukuran).
Secara sederhana, fotogrametri adalah teknik memperoleh informasi tentang suatu objek fisik atau area dengan menganalisis foto yang diambil dari udara maupun permukaan tanah.
Dengan kemajuan teknologi kamera digital, drone, dan perangkat lunak pemrosesan gambar, fotogrametri kini berkembang pesat dan menjadi metode populer untuk menghasilkan data spasial yang presisi.
Artikel ini akan membahas pengertian, prinsip kerja, jenis-jenisnya, hingga penerapannya dalam survei dan pemetaan.
Pengertian Fotogrametri
Adalah ilmu dan seni yang memperoleh informasi terukur tentang objek dan lingkungannya melalui proses perekaman, pengukuran, dan interpretasi citra fotografi.
Hasil utama dari fotogrametri adalah peta, model tiga dimensi (3D), dan data spasial yang akurat.
Menurut Kraus (2007), fotogrametri tidak hanya menghasilkan gambar, tetapi juga data geometri yang dapat digunakan untuk menganalisis bentuk, ukuran, dan posisi suatu objek di permukaan bumi.
Oleh karena itu, fotogrametri sering disebut sebagai “jembatan” antara dunia nyata dan representasi digital dalam bentuk peta atau model.
Prinsip Dasar Fotogrametri

Fotogrametri bekerja dengan prinsip triangulasi. Saat suatu objek dipotret dari dua atau lebih sudut pandang berbeda, maka titik objek tersebut dapat dihitung posisinya dalam ruang tiga dimensi. Proses ini melibatkan beberapa tahapan:
- Pengambilan Foto Udara
Foto diambil menggunakan kamera konvensional, drone, atau kamera khusus yang dipasang pada pesawat. - Orientasi Foto Udara
Gambar yang diambil kemudian diposisikan sesuai dengan koordinat sebenarnya di lapangan. - Pengolahan Data
Citra diproses dengan perangkat lunak fotogrametri untuk menghasilkan peta, model 3D, atau data spasial lainnya. - Analisis dan Interpretasi
Surveyor memproses data lalu menganalisisnya untuk berbagai tujuan, seperti mengukur ketinggian, menghitung luas lahan, dan membuat model kontur.
Jenis-jenis Fotogrametri

- Fotogrametri Terestris (Ground Photogrammetry)
Surveyor mengambil foto dari permukaan tanah dengan menggunakan kamera statis atau tripod. Cocok untuk objek kecil seperti bangunan, jembatan, atau monumen. - Fotogrametri Udara (Aerial Photogrammetry)
Foto diambil dari udara menggunakan pesawat, helikopter, atau drone. Ini adalah metode paling umum untuk membuat peta topografi, pemetaan kota, dan survei lahan skala luas. - Fotogrametri Satelit (Satellite Photogrammetry)
Menggunakan citra satelit resolusi tinggi untuk pemetaan skala besar, seperti pemantauan hutan, perubahan lahan, dan pemodelan iklim. - Fotogrametri Digital
Menggunakan kamera digital dan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan data spasial. Hasilnya sering berupa model 3D yang lebih detail dan realistis.
Aplikasi Fotogrametri dalam Survei dan Pemetaan
Berbagai bidang memanfaatkan fotogrametri untuk memperoleh data spasial dengan presisi tinggi. Beberapa aplikasinya antara lain:
- Pemetaan Topografi
Digunakan untuk membuat peta kontur, model permukaan, dan analisis ketinggian. - Perencanaan Kota dan Infrastruktur
Mendukung perencanaan tata ruang, pembangunan jalan, serta jaringan transportasi. - Pertanian dan Kehutanan
Memantau luas lahan pertanian, tingkat kesuburan tanah, hingga kerusakan hutan akibat deforestasi. - Mitigasi Bencana
Surveyor menggunakan metode ini untuk memetakan wilayah yang rawan banjir, longsor, atau gempa bumi. - Arkeologi dan Sejarah
Membantu dalam dokumentasi bangunan bersejarah dan penggalian arkeologi dengan representasi visual 3D. - Pertambangan
Surveyor menggunakan data ini untuk memantau lubang tambang, menghitung volume galian, dan mengawasi kondisi lingkungan sekitar.
Keunggulan dan Keterbatasan
Keunggulan:
- Dapat mencakup area luas dalam waktu singkat.
- Menghasilkan data yang presisi dan detail.
- Mampu membuat representasi 3D yang realistis.
- Mengurangi kebutuhan survei manual yang memakan waktu.
Keterbatasan:
- Membutuhkan kondisi cuaca cerah untuk pengambilan foto udara.
- Biaya awal bisa tinggi, terutama jika menggunakan drone atau pesawat khusus.
- Membutuhkan perangkat lunak dan keterampilan teknis dalam pengolahan data.
Fotogrametri adalah teknologi penting dalam dunia survei dan pemetaan modern. Dengan memanfaatkan citra dari kamera, drone, atau satelit, fotogrametri mampu menghasilkan data spasial yang akurat dan representasi 3D yang sangat berguna dalam berbagai bidang.
Walaupun memiliki keterbatasan, keunggulannya menjadikan fotogrametri sebagai salah satu metode utama dalam pemetaan masa kini, dan akan terus berkembang seiring kemajuan teknologi digital serta kecerdasan buatan.
Refrensi
- Kraus, K. (2007). Photogrammetry: Geometry from Images and Laser Scans. Walter de Gruyter.
- Luhmann, T., Robson, S., Kyle, S., & Boehm, J. (2014). Close-Range Photogrammetry and 3D Imaging (2nd ed.). Walter de Gruyter.
- Colomina, I., & Molina, P. (2014). “Unmanned aerial systems for photogrammetry and remote sensing: A review.” ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote Sensing, 92, 79–97.
- Remondino, F., & El-Hakim, S. (2006). “Image-based 3D modelling: A review.” The Photogrammetric Record, 21(115), 269–291.
- Westoby, M. J., Brasington, J., Glasser, N. F., Hambrey, M. J., & Reynolds, J. M. (2012). “‘Structure-from-Motion’ photogrammetry: A low-cost, effective tool for geoscience applications.” Geomorphology, 179, 300–314.
- YellowScan