Framework Shifting pada Pengukuran GNSS atau GPS Geodetik

Proses Pengukuran di Lapangan - Framework Shifting pada Pengukuran GNSS atau GPS Geodetik - Artikel Geodesi Pemetaan Survey Indosurta Group

Halo sobat survey, ketika melakukan pengukuran GNSS di lapangan kalian pernah mengkonversi koordinat global ke koordinat lokal? Nah, proses tersebut dinamakan Framework Shifting.

 

Framework Shifting atau biasa disebut sebagai transformasi sistem koordinat (transformasi datum) adalah proses konversi koordinat dari satu kerangka referensi geodesi atau sistem koordinat ke yang lain.

 

Simak artikel ini sampai akhir ya untuk penjelasan lebih lengkapnya tentang Framework Shifting!

 

Koordinat Global

Sistem koordinat global merupakan koordinat yang terdiri dari tiga sumbu dengan notasi X, Y, dan Z, dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus sesuai dengan aturan tangan kanan.

 

Koordinat global yang dimaksud adalah koordinat UTM (universal transverse mercator).

 

koordinat UTM atau Universal Transverse Mercator adalah sistem koordinat proyeksi atau tidak mengacu pada bentuk bumi yang bulat melainkan pada bentuk bumi yang datar.

 

Di Indonesia Zona UTM adalah 46-54.

 

Koordinat Global UTM - Framework Shifting pada Pengukuran GNSS atau GPS Geodetik - Artikel Geodesi Pemetaan Survey Indosurta Group
Sumber: https://www.handalselaras.com/sistem-koordinat/

 

Koordinat lokal

Koordinat lokal adalah koordinat yang azimuthnya bernilai 0,yang bertujuan untuk memudahkan pekerjaan surveyor.

 

Sistem koordinat lokal biasanya banyak digunakan untuk pekerjaan konstruksi karena pekerjaan ini memerlukan sistem koordinat yang lebih simpel dan mudah.

Apa Fungsi Framework Shifting?

Fungsi Framework Shifting mengacu pada proses transisi data koordinat yang diperoleh dari pengamatan GNSS dari satu kerangka referensi geodesi ke kerangka referensi geodesi lainnya.

 

Ini diperlukan saat mengintegrasikan atau membandingkan pengukuran GNSS dengan data survei atau pemetaan lain yang mungkin berada dalam kerangka referensi yang berbeda.

 

Ada beberapa alasan mengapa Framework Shifting ini diperlukan dalam pengukuran GNSS.

 

Misalnya, jika data survei yang dikumpulkan di satu wilayah atau negara perlu diintegrasikan dengan data dari wilayah atau negara lain maka penting untuk melakukan transisi data / menyelaraskan data terlebih dahulu dengan menggunakan kerangka referensi geodetik.

 

Selain itu, perubahan kerangka referensi dari waktu ke waktu karena kemajuan teknologi atau pembaruan dalam sistem datum mungkin memerlukan Framework Shifting untuk memastikan konsistensi dan keandalan data survei.

 

Tujuan utama dari Framework Shifting adalah untuk memastikan bahwa kerangka kerja survei selaras dan memungkinkan pengukuran dan pengumpulan data yang lebih tepat dan andal.

 

Keakuratan proses Framework Shifting sangat penting untuk memastikan bahwa pengukuran GNSS selaras secara akurat dengan data survei atau pemetaan lainnya.

 

Keakuratan ini sangat penting dalam aplikasi seperti survei, teknik, dan analisis geospasial, di mana diperlukan penyelarasan data koordinat yang tepat.

 

Penggunaan Framework Shifting ini kalian bisa peroleh dari berbagai software dalam pengukuran GNSS. Software ini menggunakan model dan parameter transformasi yang ditetapkan khusus untuk kerangka kerja referensi yang terlibat.

 

Penting untuk mengikuti saat melakukan Framework Shifting dalam pengukuran GNSS untuk mencapai hasil yang andal dan akurat.

 

Akhir Kata

Nah, fitur Framework Shifting bisa kamu temukan dengan mudah pada alat survey GNSS dari Hi-Target yang tersedia dalam software Hi-Survey Road yang ada di Controller alat.

 

Untuk tutorial cara menggunakan Framework Shifting di Hi-Survey Road, kamu bisa lihat di sini

https://www.instagram.com/reel/CtvrdhOpZSq/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

 

Mungkin sampai disini pembahasan kali ini, semoga bermanfaat untuk sobat survey di lapangan. Jangan lupa baca artikel lainnya ya!

 

Sumber :

Artikel lainnya