⠀
Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui besar kesalahan garis bidik pada alat sipat datar, diantaranya melakukan pengukuran diantaranya dua titik yang telah diketahui tingginya atau dengan cara melakukan pengukuran beda tinggi dengan dua posisi alat yang berbeda.
Diberikan gambaran seperti berikut:
Diketahui : Tinggi titik A dan B
Diukur : BTb dan BTm, db dan dm
Ditanyakan : kemiringan / kesalahan garis bidik ?
Penyelesaian
Diukur : – Benang tengah BTb1, BTb2, BTm1, dan BTm2
– Jarak db1, db2, dm1, dan dm2
Ditanyakan : kemiringan / kesalahan garis bidik ?
Penyelesaian
Diukur : semua bacaan benang
Ditanyakan : kemiringan / kesalahan garis bidik ?
Penyelesaian
Dari ketiga contoh di atas terlihat bahwa posisi alat berada diantara dua rambu/titik bukan berarti setiap melakukan pengamatan harus begitu, melainkan bisa dilakukan posisi alat diluar titik, seperti pada gambar berikut :
Cara pemberian koreksi garis bidik bisa dilkaukan terhadap bacaan beang atau bisa langsung pada beda tinggi.
Dimana : BTS = bacaan benang tengah yang benar
BTU = bacaan benang tengah ukuran
d = jarak alat ke rambu
k = koreksi garis bidik
Peralatan Yang Digunakan :
Prosedur Pengukuran :
Data dan Pengolahan :
Di ketahui :
Titik 1 ( Belakang ) Ba : 1,452 Titik 1 ( Muka ) Ba : 1,876
Bt : 1,344 Bt : 1,776
Bb : 1,235 Bb : 1,678
Titik 2 ( Belakang ) Ba : 1,172 Titik 2 ( Muka ) Ba : 2,786
Bt : 1,065 Bt : 2,576
Bb : 0,950 Bb : 2,363
Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat!
sumber:
Teknik Geodesi, ITENAS-BANDUNG