Halo sobat survey, kembali lagi dengan artikel Indosurta. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa benchmark memiliki peran sangat penting dalam geodesi.
Nah, ada beberapa aturan penting yang harus kamu perhatikan dalam Pembuatan benchmark (BM) agar dapat diandalkan dalam berbagai pengukuran nantinya.
terdapat beberapa aturan mengenai pembuatan Benchmark yaitu diantaranya:
Berikut penjelasan lebih detailnya dibawah ini.
Aturan pertama dalam penetapan benchmark adalah pemilihan lokasi BM secara detail. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk aksesibilitas, stabilitas, dan distribusi strategis di seluruh wilayah yang akan dipasang BM.
Lokasi BM harus mudah diakses oleh surveyor agar dapat digunakan sebagai acuan untuk pemetaan titik lainnya atau melakukan monitoring.
Untuk mencapai pengukuran yang akurat, penggunaan alat survei dengan tingkat presisi tinggi sangat penting.
Alat survey GNSS yang digunakan yaitu alat survey yang mampu menangkap sinyal dari beberapa satelit secara bersamaan atau sering disebut dengan multi-band, dan mampu memberikan pembacaan lintang dan bujur yang tepat.
Selain itu, kamu juga perlu menggunakan alat survey untuk perataan seperti auto level yang memiliki resolusi tinggi untuk menentukan elevasi dengan akurat.
Kamu harus melakukan pengukuran benchmark dengan teliti. Pengukuran BM harus dilakukan berkali-kali atau biasa disebut pengukuran berlebih untuk meminimalisir kesalahan.
Setiap nilai yang tidak konsisten harus diselidiki dan penyesuaian jaringan juga harus dilakukan untuk mengoptimalkan koordinat BM dalam jaringan geodesi.
Benchmark memerlukan kalibrasi dan pemeliharaan rutin untuk mempertahankan keakuratannya dari waktu ke waktu.
Alat survey yang digunakan dalam pengukuran benchmark harus dikalibrasi secara teratur, dan BM tersebut harus dilakukan monitoring agar terhindar dari kerusakan fisik atau gangguan alam yang dapat mempengaruhi kestabilannya.
Dokumentasi dan metadata yang akurat sangat penting untuk keandalan dari sebuah benchmark. Buat catatan rinci tentang koordinat patokan, elevasi, dan metode survei yang digunakan.
BM yang terdokumentasi dengan baik dapat memungkinkan digunakan untuk memverifikasi pengukuran, memfasilitasi berbagi data dan terintegrasi dengan berbagai proyek geodesi.
Pengukuran benchmark harus diverifikasi secara independen oleh surveyor atau organisasi yang berbeda.
Verifikasi independen digunakan untuk membantu mengidentifikasi perbedaan apa pun dan memastikan konsistensi serta keakuratan dari data BM.
Semua benchmark harus dikaitkan dengan datum geodetik yang diakui secara internasional untuk memastikan kompatibilitas dan konsistensi dengan sistem penentuan posisi global.
Hal ini memungkinkan integrasi yang baik dari data BM ke dalam proyek geodesi yang lebih luas.
Benchmark harus ditetapkan dengan menggunakan penanda permanen dan stabil untuk meminimalkan risiko pemindahan atau penurunan kualitas dari waktu ke waktu.
Bahan seperti kuningan, baja tahan karat, atau beton biasanya digunakan untuk memastikan BM tetap bisa digunakan dalam waktu yang lama.
Nah itu dia aturan-aturan yang harus kamu perhatikan sebelum membuat sebuah benchmark. Setiap instansi atau perusahaan di Indonesia memiliki aturan yang berbeda untuk visualisasi dari benchmark, seperti bahan, bentuk, ukuran, tinggi, warna, logo hingga penamaan dari benchmark tersebut.
Untuk informasi lebih detail dari aturan visual di setiap instansi bisa langsung cek pada website terkait ya sobat survey.
Semoga dengan membaca artikel ini dapat membantu kamu menjadi lebih paham lagi tentang benchmark ya. Jangan lupa baca artikel Indosurta lainnya juga ya, semoga bermanfaat!
Sumber :