BACA JUGA : Sistem Koordinat Geografi pada teknologi GPS
Peta dasar nasional yang berlaku di Indonesia saat ini adalah peta Rupabumi yang pengadaannya diserahkan kepada BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional). Dahulu dikenal dengan Peta Topografi, topografi dapat didefinisikan sebagai bentuk atau rupa permukaan bumi. Peta rupabumi adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur (asli) dan unsur-unsur buatan manusia di permukaan bumi.
Peta rupabumi sering juga disebut peta umum, karena unsur-unsur yang disajikan-nya bersifat umum. Selain itu peta rupabumi dapat digunakan juga sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik.
Berdasarkan besarnya skala yang digunakan, peta rupabumi dapat dikelompokkan menjadi :
Hal-hal yang penting pada peta Rupabumi dapat dijelaskan melalui contoh berikut.
Contoh :
Skala 1 : 25.000
Memberi petunjuk tentang lembar peta. Misal pada proyeksi UTM, No. Lembar : 1707-624, angka 1707 memberi petunjuk tentang nomor grid, angka 624 memberi petunjuk tentang nomor lembar peta.
Pada proyeksi Polyeder, No. Lembar : XXXIX/38 C, angka XXXIX memberi petunjuk tentang nomor sistem grid, angka 38 memberi petunjuk tentang nomor lembar peta, sedangkan huruf C memberi petunjuk bahwa daerah yang ada pada lembar tersebut adalah daerah C.
Gambar 2: proyeksi Polyeder
Menginformasikan bahwa lembar peta nomor sekian berada bersebelahan pada peta nomor sekian.
Sedangkan diagram lokasi dimaksudkan bahwa peta dengan nomor lembar tersebut di lapangan berada pada sekitar lokasi administrasi mana.
Misal : Lembar peta nomor 1707-624
Gambar 3: Contoh Lembar Peta nomor 1707-624
Gambar 4: Contoh Diagram Lokasi
Catatan penting :’didalam peta topografi garis-garis batas administrasi nasional dan internasional tidak dapat dijadikan sebagai referensi yang pasti’
Gambar 5: Contoh Skala Numerus dan Grafis
Selain menyatakan perbandingan ukuran suatu obyek, pernyataan skala numeris dan grafis di peta dapat digunakan untuk mengetahui muai kerut dari bahan/kertas yang digunakan.
Grid UTM :
Sumbu Y, misal : angka grid 9075 artinya, grid tersebut mempunyai koordinat 9.075.000 m.
Sumbu X, misal : angka grid 0325 artinya, grid tersebut mempunyai koordinat 325.000 m.
Gambar 6: Sketsa Orientasi Arah Utara
Keterangan
Hubungan antara utara sebenarnya, utara grid dan utara magnetik ditunjukkan secara diagram untuk pusat peta. Deklinasi magnetik rata-rata 0o55’ tahun 1992 di pusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun berkurang ± 2’ .
Bila peta tersebut dipakai pada tahun 1997, maka terdapat selisih waktu ± 5 tahun (1997-1992), dengan demikian harga deklinasi magnetik berkurang sebesar 5 x 2’ = 10’. Deklinasi rata-rata di pusat peta lembar peta pada tahun 1997 adalah sebesar 0o45’.
Dengan demikian penyajian sketsa orientasi arah utara menjadi:
Gambar 7: Perubahan Sketsa Orientasi Arah Utara
BACA JUGA : Sistem Koordinat Geografi pada teknologi GPS
Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat!
sumber:
Teknik Geodesi, ITENAS-BANDUNG