Penentuan jarak CODE dan FASE adalah cara menghitung jarak dalam sistem GNSS. Kenapa surveyor harus memahami penentuan jarak CODE dan FASE? Karena:
Satelit-satelit GNSS GPS mengambil data data CODE (P & C/A) ke bumi melalui modulasi dan penjalaran sinyal.
Di dalam receiver GNSS diformulasikan replika-replika data CODE (P & C/A) seperti yang terdapat di satelit, yang dimodulasikan dan dikirimkan lewat sinyal ke pengamat (di bumi).
Data CODE (P & C/A) asli yang terdapat di satelit, dan replikanya di receiver akan di cocokan oleh receiver.
Kenapa di cocokan? Alasan nya karena untuk mendapatkan jarak CODE, kita harus mencocokan, catat waktunya, kalikan dengan kecepatan cahaya dapatlah jarak CODE.
Gambar diatas adalah ilustrasi bagaimana mencocokan kode asli dengan replika. Jadi untuk kode paling atas itu no correlation antara kode asli di satelit dengan kode replika yang ada di receiver jadi belum ada korelasi nya.
Lalu untuk kode yang tengah, sudah ada partial corellation. Sumah mulai berkorelasi tetapi belum sepenuhnya.
Terakhir untuk kode yang paling bawah sudah full korelasi, jadi sudah cocok data asli nya dengan data replika.
Dengan masing-masing CODE yang unik, maka proses “cocok” nya data CODE asli dengan CODE replika akan hanya terjadi satu kali saja.
Waktu yang diperlukan untuk ‘mengimpitkan’ kedua kode tersebut (dt) adalah waktu yang diperlukan oleh kode tersebut untuk menempuh jarak dari satelit ke pengamat.
Ini artinya kita mendapatkan jarak CODE:
Karena jam receiver tidak sinkron dengan jam satelit maka jarak CODE masih terkontaminasi dengan kesalahan waktu, sehingga jarak tersebut dinamakan pseudorange.
Presisi jarak sekitar 1% dari CODE width (panjang gelombang kode). Untuk kode-P = 0.3 m dan untuk kode-C/A = 3 m.
LIHAT JUGA : Yuk Belajar Dasar Ilmu Geodesi Geometrik!
Jarak Fase adalah jarak dari pengamat ke satelit pada epok t, dihitung berdasarkan rumus:
Jarak = panjang gelombang. (Φ + N)
Untuk panjang gelombang nya untuk sistem GNSS L1 memiliki nilai 19 cm dan gelombang L1 memiliki nilai 22.4 cm.
Jadi cara mendapatkan hasil jarak FASE adalah panjang gelombang dikali dengan jumlah gelombang penuh yang diamati ditambah dengan cycle ambiguity atau jumlah gelombang penuh yang tidak teramati (tidak diketahui).
Untuk merubah data fase menjadi data jarak, cycle ambiguity N harus di tentukan terlebih dahulu nilainya.
Penentuan N bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, kalau nilai bilangan bulat N bisa ditentukan secara benar maka jarak fase akan menjadi ukuran jarak yang sangat teliti (orde mm) dan dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi penentuan posisi teliti (orde mm – cm)
Nah itu dia penentuan jarak CODE dan FASE dalam sistem GNSS, semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca artikel Indosurta Group lainnya ya!
Sumber: YouTube