LIHAT JUGA : Pengertian Pengukuran dengan Alat Survey GNSS
Penentuan posisi mengalami perkembangan yang semakin cepat dimana tidak hanya untuk keperlutan bidang geodesi dan geomatika, akan tetapi hampir ke semua bidang kehidupan seperti transportasi, ekonomi, perdagangan, telekomunikasi dll. Hal tersebut erat kaitannya dengan perkembangan teknologi GNSS yang telah berkembang sangat pesat, dari segi metode, ketelitian dan jumlah satelit GNSS. Penentuan posisi dengan survey GNSS dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain, rapid static, stop and go, real time, pseudo kinematic.
Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak, pengamatan yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data pengamatan bisa menggunakan pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post-processing), keandalan dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di orde millimeter sampai centimeter, dan biasanya digunakan untuk penentuan titik-titik untuk base station, kerangka kontrol, studi deformasi, monitoring, pekerjaan stake out. Ketelitian yang dicapai tidak terlepas dari pengaruh sampling rate yang digunakan. Penelitian ini menganalisis pengaruh sampling rate pada pengolahan postprocessing terhadap hasil presisi yang dicapai. Data pangamatan yang digunakan pada penelitian ini adalah data dari stasiun CORS.
Gambar 1. Metode Pengukuran Statik (Hasanuddin Z. Abidin 1994)
Metode pengukuran static singkat ini membutuhkan pengamatan jangka panjang Lebih pendek (5-20 menit), prosedur pengumpulan data di tempat yang sama Untuk pengukuran statik, lama pengamatan tergantung pada panjang pengukuran Baseline, jumlah satelit, dan geometri satelit pengamat Metode observasi diferensial menggunakan data fase. Persyaratan mendasarnya adalah dengan cepat menentukan ambiguitas fase, sehingga membutuhkan perangkat lunak pemrosesan data GNSS yang andal dan kompleks. ada Saat melakukan pengukuran di lokasi yang memerlukan kondisi satelit geometris Data yang baik, tingkat penyimpangan dan kesalahan data relatif rendah, dan Lingkungan yang relatif non-multipath, kecuali untuk alat GNSS yang menggunakan data frekuensi ganda. Akurasi posisi relatif Titik yang diperoleh berada pada orde sentimeter, pengukuran statik pendek beberapa di antaranya digunakan untuk survei pemetaan, tidak terlalu banyak secara berurutan Tinggi, kerapatan titik, dan teknik pengukuran.
Gambar 2. Metode Pengukuran Statik yang dipadukan dengan statik singkat (Hasanuddin Z. Abidin 1994)
Dalam melakukan pengukuran menggunakan metode Statik memerlukan dua receiver, keduanya dijadikan menjadi titik referensi (base). Dalam satu set alat GPS Geodetik terdpat 2 jenis receiver yaitu BASE dan ROVER. Tahapan pengukuran menggunakan alat GPS Geodetik dengan metode Statik terbagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya:
Dalam pengukuran GPS Geodetik dengan menggunakan metode statik ada beberapa software pendukung untuk pengolahan data hasil pengukuran. Untuk memdapatkan hasil pengukuran yang baik maka dibutuhkan ketelitian dalam pengambilan data dan saat pengolahan
datanya. Berikut beberapa aplikasi yang digunakan untuk pengolahan data hasil pengukuran statik : TBC (Trimble Bussines Centre), Topcon Tools, Leica Infinity dll.
Sumber:
Jurnal Teknik Geodesi ISSN 2621-9883, Universitas Diponegoro