Halo sobat survey, seiring berkembangnya jaman maka teknologi informasi semakin canggih contohnya seperti Sistem Informasi Geografis atau biasa di singkat GIS.
Sistem informasi ini merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk menyimpan data, menganalisis data, memasukan data, memeriksa data, mengintegrasikan data, memanipulasi data, serta menampilkan data yang berhubungan dengan permukaan bumi atau geografis berbasis komputer.
Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan penginderaan jauh tentu saja saling berkaitan, karena sistem informasi ini khusus digunakan untuk mengolah database yang berisi data informasi geografis dan informasi spasial.
Lalu apakah Sistem Informasi Geografis ini bisa di jadikan untuk pemantauan hutan? Tentu saja bisa.
Sistem informasi ini dapat dengan mudah memantau dan memperkirakan dari lokasi area hutan yang rawan sekali kebakaran.
Dari data bersifat geografis atau spasial yang terkait dengan kebakaran dikumpulkan dan disusun sehingga dapat menghasilkan berupa informasi.
Data-data yang diperlukan dalam pembuatan sistem GIS ini merupakan data spasial dan data atribut.
Data spasial merupakan data yang memiliki dimensi keruangan, atau secara mudah data ini merupakan data yang dapat memberikan informasi terkait posisi dan lokasi tertentu.
Sementara data atribut, biasanya berupa data-data pendukung yang berbentuk tabular maupun deskripsi.
Data data spasial yang diperlukan untuk pembuatan sistem GIS ini antara lain:
Sementara data atribut yang diperlukan untuk mendukung sistem GIS ini antara lain:
Data-data tersubut didapatkan dari dinas-dinas terkait seperti Dapartemen Kehutanan, Dapartemen Pertanian, BAPPEDAL, Dapartemen Perhubungan, BMKG dan BAKOSURTANAL/Badan Informasi Geospasial (BIG).
Secara singkat, proses pembuatan GIS ditunjukkan pada diagram berikut.
Peta topografi yang didapatkan dari BIG akan di olah menjadi kontur sehingga kita mendapatkan kondisi kemiringan tanah/slope.
Sementara data-data yang didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika diolah sebagai data atribut.
Data curah hujan akan diolah menjadi data intensitas hujan, dan data arah angin serta kecepatannya diambil dari data meteorologi.
Data dari departemen kehutanan akan diolah menjadi peta vegetasi, data dari departemen perbuhungan diolah menjadi peta jalan.
Sementara itu, data dari BPS didapatkan peta Kawasan pemukiman serta data populasi sebagai data atributnya.
Komponen – Komponen dari Sistem Informasi Geografis (SIG)
sistem ini dibentuk dari 3 komponen yang saling berkaitan, diantaranya :
Secara garis besar fungsi dari Sistem Informasi Geografi (GIS) adalah untuk mengembangkan kemampuan analisis terkait informasi spasial secara sistematis.
Karena dalam proses analisis akan berkaitan dengan beberapa kumpulan data serta lapisan informasi.
Oleh karena itu perlu ditingkatkannya sumber daya manusia untuk pembuatan sistem, data yang selalu ter-update serta dukungan dari pemerintah untuk perkembangan sistem ini.
LIHAT JUGA : Kumpulan Brosur Alat Survey dan Pemetaan Topografi
Untuk pembahasan mengenai peran dari Sistem Informasi Geografis (GIS) dalam pencegahan kebakaran hutan cukup sampai disini ya sobat survey.
Semoga wawasan kalian jadi bertambah ya, dan jangan lupa baca artikel Indosurta lainnya.