Halo sobat survey dan para calon suveyor, setiap konstruksi pasti ada perencanaan nya terlebih dahulu, nah perencanaanya dibuat oleh surveyor pasti nya, selain melakukan perencanaan, surveyor juga berperan banyak dalam kegiatan konstruksi. Sudah pada tahu tugas surveyor dalam kegiatan konstruksi? Yuk langsung simak penjelasan nya!
Konsep ini harusnya sudah familiar bagi para surveyor yang sudah sering melakukan kegiatan mapping, output dari kegiatan ini adalah koordinat. Dari hasil koordinat dapat diolah menjadi gambar, kemudian dari gambur tersebut dapat dihitung luasan dari suatu daerah. Perhitungan luas ini biasanya dilakukan untuk mengecek apakah batas-batas pembangunan sudah sesuai dengan rencana dan tidak tumpeng tindih dengan area di luar project. Alat yang biasa digunakan seperti total station, theodolite maupun GNSS.
Peran benchmark sangat besar di bidang konstruksi, karena memang acuan dari seluruh kegiatan pembangunan konstruksi diberikan oleh surveyor dan kualitas acuan tersebut akan dipengaruhi oleh referensi yang kita buat.
Dalam menyediakan titik referensi harus dilakukan dengan serius, khawatirnya jika benchmark nya tidak akurat, akan mempengaruhi hasil pembangunan. Misalnya seperti membangun jalan, ketika benchmark nya asal asalan, maka kemungkinan besar jalan nya yang dibangun akan tidak sesuai dengan design yang sudah di buat.
Jadi sebagai surveyor, harus bisa membuat benchmark, tidak hanya menyediakan fisik di lapangan tetapi juga harus diketahui koordinatnya dengan tepat dan akurat. Biasanya benchmark dalam suatu project di dokumentasikan dalam sebuah buku benchmark.
Buku benchmark adalah dokumentasi benchmark dari informasi mulai lokasi, koordinat, bentuk benchmark serta sketsa orientasi arah mata angin, bentuk tugu dan cara mengukur dan mengolah nya. Sehingga seluruh tim dapat menemukan dan mengetahui informasi benchmark dengan mudah. Biasanya dalam konstruksi, titik acuan awal nya menggunakan GPS geodetik atau GNSS receiver.
Jalan merupakan objek penting dalam sebuah sebuah kontruksi karena merupakan akses keluar dan masuk menuju gedung atau rumah. Pada umumnya jalan di desain sedemikian rupa sehingga ketika hujan turun, air dapat mengalir dan tidak menggenang. Menjadi salah satu tugas bagi surveyor untuk melakukan pengaturan patok untuk as jalan. Selain itu, biasanya pembangunan infrastruktur jalan dilakukan lebih awal dibandingkan dengan infrastruktur lain. Sehingga, penentuan as jalan sangat berpengaruh kepada ketepatan penentuan patok-patok lainnya.
Tujuan dari data profil adalah sebagai acuan dalam melakukan penggalian maupun penimbunan.
Pada contoh diatas, garis warna biru adalah kondisi eksisting area dan akan di design jalan baru seperti pada garis warna merah. Dari data profil dan design tersebut, kita dapat menghitung berapa volume tanah yang harus digali.
Surveyor konstruksi harus bisa menyediakan peta topigrafi yang memiliki kontur. Nantinya, peta akan mempermudah orang sipil untuk membuat design. Informasi topografi sangat penting dalam proses kontruksi. Selain sebagai acuan kondisi awal area, informasi kontur/ketinggian sangat di perlukan. Beberapa objek bangunan biasanya memerlukan lokasi di titik yang lebih tinggi, dan beberapa lainnya harus di bangun di titik yang lebih rendah.
Dalam pembangunan gedung bertingkat, perlu adanya acuan ketinggian pada setiap lantai yang mempermudah pekerja untuk melakukan pengecoran dan beberapa pekerjaan lain pada titik yang sesuai design. Berikut adalah contoh pemberian acuan untuk elevasi lantai dan acuan pemasangan keramik. Untuk hal hal yang sifatnya sangat detail dibutuhkan juga peran seorang surveyor.
Bagian utilitas yang berada di dalam gedung dapat diatur dan diukur oleh surveyor.
Seperti namanya, as built drawing adalah penggambaran asli di lapangan. Contohnya adalah ketika ingin membangun suatu perumahan, langkah awal nya adalah melakukan pengukuran terestris dan membuat peta kontur yang sesuai kemudian dibuatlah design awal atau biasa disebut juga soft drawing. Ketika sudah selesai dibangun, maka akan diukur ulang dan hasil gambar inilah yang disebut as-built drawing. As-built drawing ini penting karena dapat digunakan untuk perencaan selanjutnya seperti pelebaran jalan, atau pemasangan kabel internet dan lain lain.
Surveyor konstruksi memiliki tantangan untuk bisa memetakan dalam ruangan. Konsep ini dinamakan indoor positioning. Jika berada di kondisi luar ruangan, biasanya surveyor menggunakan GNSS, tetapi ketika didalam ruangan, surveyor tidak bisa menggunakan GNSS. Jadi memang harus ada sistem khusus untuk memetakan dalam ruangan.
BIM adalah model 3 dimensi yang sangat teliti dari suatu gedung. Dari BIM kita dapat melihat secara detil sehingga terdokumentasikan nya dengan baik. Jika as-built drawing itu bentuknya 2 dimensi, BIM memiliki bentuk 3 dimensi. Dengan melakukan scanning gedung menggunakan perangkat yang bisa scan seperti TLS (Terestrial Laser Scanning) atau LiDAR. Selain itu, BIM juga digunakan sebagai bahan untuk monitoring. Monitoring ini dilakukan untuk memastikan bahwa bangunan dalam kondisi layak untuk di gunakan.
Nah itu dia tugas surveyor dalam kegiatan konstruksi, gimana? Sudah paham dengan tugas nya? Pastinya sudah dong. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk baca artikel indosurta lainnya ya
Sumber: Youtube