Halo sobat survey kembali lagi dengan artikel Indosurta. Dalam berbagai bidang seperti kartografi, foto udara, dan penginderaan jauh, kamu harus melakukan georeferensing secara akurat agar wilayah yang kamu petakan memiliki posisi yang sesuai dengan keadaan aslinya.
Nah, kali ini kita akan membahas Perbedaan GCP & ICP.
Titik kontrol tanah (GCP) dan titik kontrol independen (ICP) adalah dua elemen penting dalam proses georeferensing.
Meskipun GCP dan ICP digunakan untuk melakukan georeferensing, tetapi keduanya memiliki tujuan dan pengimplementasian yang berbeda. Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang perbedaan dari GCP.
Titik kontrol tanah (GCP) adalah titik referensi yang memiliki koordinat geospasial yang diketahui dan dapat diandalkan.
Titik-titik ini berfungsi sebagai referensi untuk menyelaraskan dan memperbaiki lokasi dari citra satelit atau foto udara dengan lokasi di dunia nyata.
GCP di lapangan biasanya ditandai dengan penanda fisik atau sering disebut dengan premark, agar titik mudah diidentifikasi pada gambar citra satelit atau foto udara.
Pengukuran GCP di lapangan menggunakan metode survey GNSS atau topografi agar mendapatkan data posisi yang akurat.
Nah titik yang sudah memiliki koordinat dari hasil pengukuran menggunakan GNSS atau Total Station ini nantinya digunakan sebagai titik referensi selama proses georeferensing.
LIHAT JUGA : Alat Survey GPS Geodetik/GNSS Emlid Reach
GCP sangat penting dalam pengolahan data foto udara atau citra satelite yang diambil dari berbagai sudut, skala, atau sensor.
Dengan adanya GCP kita dapat melakukan orthorektifikasi dan penyelarasan gambar citra satelite atau foto udara yang akurat sesuai dengan lokasi geografis di keadaan aslinya.
Titik kontrol independen (ICP) juga dikenal sebagai titik pemeriksaan atau titik validasi. ICP adalah titik referensi tambahan yang digunakan untuk menilai keakuratan dari data georeferensing.
Tidak seperti GCP, ICP tidak langsung digunakan dalam proses georeferensing.
Tetapi sebaliknya, ICP digunakan untuk tujuan melakukan kontrol kualitas dari hasil georeferensing.
ICP tersebar di seluruh area yang dipetakan untuk memastikan keakuratan dari proses georeferensing yang kamu lakukan.
ICP didirikan secara independen dari proses georeferensing dan biasanya titik yang digunakan sebagai ICP adalah titik yang koordinat geospasialnya sudah diketahui.
Lokasi-lokasi ICP ini dapat ditandai dengan penanda survei yang ada (seperti patok atau premark), jaringan kontrol yang telah ditetapkan sebelumnya seperti benchmark, atau sumber data referensi lain yang memiliki koordinat yang akurat.
Dengan membandingkan koordinat yang diperoleh dari proses georeferensi dengan koordinat ICP yang diketahui, maka kamu dapat mengetahui keakuratan dan keandalan dari dataset hasil georeferensing.
GCP digunakan sebagai titik referensi selama proses georeferensing untuk menyelaraskan dan memperbaiki foto udara atau citra satelit dengan lokasi di keadaan aslinya secara akurat.
Sementara ICP digunakan untuk menilai keakuratan dari dataset hasil georeferensing
GCP memiliki keterlibatan langsung dalam proses georeferensing, termasuk mengidentifikasi GCP dalam citra atau foto udara, dan pengukuran koordinat titik yang tepat.
Sedangkan ICP, dipilih secara independen dan tidak mempengaruhi proses georeferensing secara langsung.
GCP berkontribusi untuk meningkatkan akurasi posisi dari dataset georeferensing, sedangkan ICP membantu memvalidasi dan mengukur akurasi yang dihasilkan dari proses georeferensing.
Nah itu dia perbedaan dari GCP dan ICP sobat survei. Setelah membaca artikel ini, semoga kamu tambah paham dan jangan sampai salah lagi ya! Jangan lupa baca artikel Indosurta lainnya juga ya 🙂
Sumber :